Juru kunci Kapela Tuan Ana, Alex Nuan, mengatakan sudah banyak keajaiban terjadi di kapela yang dijaganya. Pada 1979, banjir melanda Larantuka, tapi kapela tak tersentuh air sedikit pun. Dua puluh empat tahun kemudian, longsor menghancurkan rumah di sekitar kapela, tapi kapela tak tersentuh sedikit pun. “Ada banyak kesembuhan dari sini,” kata Alex.
Lakademu
adalah orang yang bertugas memandu Keranda Patung Tuan Ana.Lakademu menggunakan
baju khas Portugis dengan busana tertutup hingga ke wajah dengan menyisahkan
lubang kecil di mata untuk melihat.Karena itu di depan Lakademu berjalan
seorang (Lajanti) yang bertugas memandu jalan bagi Lakademu.Mereka mengenakan jubah putih dengan
penutup kepala berbentuk kerucut warna merah. Lakademu adalah sebutan untuk
Nikodemus, tokoh yang memberikan kuburnya untuk tempat semayam tubuh Yesus usai
wafat di salib. Identitas para Lakademu dirahasiakan. Biasanya, mereka yang
punya nasar khusus. Posisi mereka ditetapkan oleh para tetua suku utama di
Larantuka.
Tugas
lakademu (Nikodemus) hanya dari Gereja Reinha Rosari sampai ke Kapela Tuan Ana
selama prosesi Jumat Agung malam.Jumat pukul 18.00 Wita Para anggota lakademu ini memeriksa rute
perjalanan dan mengecek kesiapan armida-armida (tempat perhentian). Aksi
jalan-jalan melakukan ‘inspeksi’ ini disebut jalan kure. Para lakademu berjalan
bergandengan tangan sepanjang rute prosesi dan berhenti di tiap armida
memeriksa keamanan jalan dan keadaan sekitar delapan armida itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar